
Apa yang telah ada dalam benakmu bila dengar mengenai role-playing games (RPG)? Tentunya, pikiranmu akan melayang-layang ke dunia fantasi superbesar secara beragam jenis makhluk dogma didalamnya. Dalam RPG, kita sering dibawa bertualang ke negeri dongeng yang mempunyai latar narasi kompleks, sulit, panjang, dan kemungkinan repot untuk di ikuti.
Tetapi, tersebut akar dari permainan itu. Banyak games berbasiskan RPG memang seharusnya jual narasi, watak, politik, dunia fantasi, dan semua jenis pernak-perniknya sebagai sisi dari daya tarik atau daya magnet. Bila sebuah RPG tidak lagi mempesona, dia akan kesusahan untuk berdiri dari sisi beberapa game RPG yang lain.
Sebelum kita lanjut artikel nya aku mau kasih tau kalian kalo ada situs game yang menarik, nama nya okeplay777 ,situs ini menyediakan berbagai game seru dan menyenangkan yang bisa kalian mainkan, situs ini juga sangat menguntungkan kalian, karna dengan bermain game disitus ini kalian bisa mendapatkan uang dan penghasilan, kalian penasaran ga sih? Yuk gabung sekarang juga rasakan keseruan dan keuntungan nya.
Nah, ini kali, kita akan menyaksikan bagaimana sebuah games dengan judul King’s Bounty II harus berkompetisi di tengah-tengah garangnya industri permainan video. Apa games besutan 1C Pertunjukan itu dapat dipandang seperti RPG yang memikat? Yok, baca ulasan di bawah ini.
Pembahasan ini memiliki kandungan spoiler!
1. Politik, politik, dan politik
Bila meng ikuti games dengan judul Dragon Age: Origins atau The Elder Scroll: Skyrim, kemungkinan secara mudah kita dapat nikmati bagaimana sulitnya kerusuhan politik di dunia dari ke-2 games barusan. Nach, bukannya pilih plot berlainan, King’s Bounty II mengaplikasikan alur cerita yang sama walau tidak persis sama. Politik dan semua kesukarannya masih jadi latar kuat untuk menghidupkan games yang ini.
Kamu akan terturut pada pergerakan dan kehidupan politik di dunia Nostria. Sudah pasti ada namanya pembelotan, sabotase, konspirasi, dan plot twist dari jalan cerita King’s Bounty II. Bisa diterka, watak khusus akan datang dan ujungnya tentu terturut dengan kerusuhan itu sampai membawa pada suatu visi pengamanan kerajaan.
Sebenarnya, games yang di-launching pada 24 Agustus 2021 ini sebagai kelanjutan dari games awalnya, King’s Bounty yang dibikin 31 tahun kemarin. Ya, games pertama kalinya di-launching pada 1990 dan saat itu sebelumnya sempat menjadi satu diantara RPG terbaik. Ada pula King’s Bounty: The Legend yang di-launching pada 2008 dan sama menyuap pembahasan positif. Tetapi, kelihatannya ini kali 1C Pertunjukan benar-benar tergantung dengan keberhasilan mereka di masa silam.
Dengan semua kesukaran plot ceritanya, masih lumayan susah untuk King’s Bounty II untuk berkompetisi dengan beberapa RPG yang lain. Bahkan juga, plot narasi perintisnya masih dirasakan lebih bagus—setidaknya, dari pemikiran penulis. Sebagai watak khusus, kita akan dibawa untuk menyaksikan dan membenahi kerajaan-kerajaan yang amburadul. Kehadiran begal yang awalannya cukup berikan motivasi dalam bertanding semakin lama malah akan dirasakan sedikit mengusik.
Lepas dari semua itu, satu yang penulis sukai ialah langkah interaktif kita dalam mengambil pasukan atau penganut. Kita akan terturut aktif dalam peningkatan, training, dan kepimpinan dari pasukan-pasukan kita. Serunya kembali, alur cerita dibikin tidak linear. Kita tidak akan pernah mengetahui siapa yang hendak mengkhianati kita. Kebalikannya, kita juga dapat mengkhianati keyakinan mereka.
2. Kombinasi di antara RPG, penjelajahan, dan taktik
Bicara pada gameplay, bukannya ketinggal jaman, penulis malah dibikin keasikan waktu memainkan. Pada umumnya, King’s Bounty II dapat disebutkan games epik yang menyatukan elemen RPG, penjelajahan, dan taktik. Komponen paling kuat dalam games ini ialah mekanisme turn-based. Dalam mekanisme ini, kita akan berganti-gantian serang dan bertahan. Ingat, games ini punyai banyak feature yang dapat dipakai untuk atur taktik dalam berperang menantang lawan.
Di awal narasi, pemain akan pilih satu antara tiga watak khusus, yaitu warrior, mage, atau paladin. Semua punyai karakter antiknya masing-masing. Lepas watak yang mana kamu tentukan, semua punyai alur cerita awalnya yang serupa. Yap, di beberapa menit awalnya, kamu akan bertindak selaku terpidana. Sesudah dibebaskan, kehidupanmu diawali dari bawah untuk terima pekerjaan dari raja, mengambil, dan jadi pimpinan di masa datang.
Oh, ya, dunia fantasi yang ada pada games ini besar sekali. Ada beberapa rahasia terselinap didalamnya. Sayang, dunia yang demikian luas tidak dihidupkan dengan keseluruhan seperti Skyrim atau The Witcher. Oke, memang ke-2 nya masuk ke kelas yang beda. Tetapi, King’s Bounty II semestinya dapat dibikin lebih bagus kembali.
Proses strategi dalam peperangan pun tidak demikian sulit. Taktik berlainan dapat kita terapkan bila hadapi musuh yang beda juga, misalkan makhluk berbentuk arwah tidak akan mempan dengan gempuran fisik atau tengkorak jalan susah dihancurkan panah. Langkah ini lumayan menarik bila dibanding banyak games strategi kekinian yang lain.
3. Segi grafis menjadi tumbal yang perlu dibayarkan
Mengapa penulis sebelumnya sempat menyentuh banyak RPG yang lain? Sebenarnya, walau bukan referensi mutlak, grafis di dunia RPG itu perlu. The Elder Scrolls: Skyrim dan The Witcher 3: Wild Hunt sebelumnya sempat menggedor pasar sekian tahun kemarin. Gamer sebelumnya sempat dibikin terpesona pada jalan narasi dan grafis dari beberapa games besar itu.
Sayang, King’s Bounty II tidak dapat lakukan hal sama. Dengan support narasi politik yang memikat ditambahkan gameplay yang tidak menjemukan, games ini anjlok malah cuma karena jeleknya grafis yang diperlihatkan. Ya, pada umumnya, grafis yang diperlihatkan benar-benar sangat sama dengan grafis pada beberapa game versi lama.
Walau sebenarnya, King’s Bounty II di-launching untuk PS4, Xbox One, dan PC. Memandang keelokan grafis akan kedengar relatif. Apa lagi, ada beberapa orang yang memandang jika RPG tidak membutuhkan penampilan grafis yang mempesona. Well, penulis juga sebetulnya begitu. Sampai detik ini, Dragon Age: Origins yang bergrafis ngepas itu juga masih menjadi koleksi terbaik penulis.
Namun, kita tak lagi hidup di jaman pola kuno yang memandang jika RPG tidak harus grafis kece. Kebalikannya, akan lebih bagus bila alur cerita kompleks dipertemukan grafis keren seperti banyak RPG modern. Dalam games ini, memainkan di PC sepanjang beberapa jam akan bawa kita pada ringkasan visualisasi di zaman 2010-an.
4. Audio juga tidak spesial
Salah satunya hal yang dapat menarik pecinta RPG ialah audio berbentuk musik dan kualitas pengisi suara dari watak atau NPC yang terdapat. Pada jalan narasi yang panjang dan meletihkan, pembicaraan berkualitas pasti kedengar seperti kita nikmati sebuah film.
Sayang, sepanjang mainkan King’s Bounty II, penulis tidak memperoleh pengalaman audio yang getarkan situasi. Jika ingin disebut, kualitas audio dalam games ini tidak dapat mendramatisir epiknya alur cerita. Banyak dari NPC dan watak simpatisan yang bernada datar seakan sedang membaca text atau dokumen.
Belum juga beberapa suara yang enteng jenis langkah kaki, hembusan angin, dan suara hewan, semua kurang dioptimalkan baik oleh developer. Kemungkinan pengembang benar-benar fokus pada segi gameplay taktiknya hingga segi audio kedengar cukup kedodoran.
5. Masih tetap memikat buat jadi koleksi
Steam jual King’s Bounty II versus standard dengan harga Rp470 ribu. Apa harga ini sesuai dengan kwalitasnya? Menurut penulis, King’s Bounty II tetap memikat buat jadi koleksi untuk kalian yang menyenangi RPG dan taktik dengan mekanisme turn-based. Kamu akan menelusuri luasnya dunia fantasi secara beragam jenis jalur politiknya.
Bahkan juga, kombinasi di antara narasi RPG, penjelajahan open world, dan taktik turn-based akan membawamu ke alam games yang unik dan tidak menjemukan. Memainkan di PS4 dan Xbox One akan menambahkan pengalaman hebat. Masalahnya beberapa game yang kental dengan keyboard dan mouse PC ini jarang di-launching untuk konsol.
6. Masih mempesona walau ada beberapa kekurangan
King’s Bounty II masih tetap memberikan sentuhan unik seperti games perintisnya. Narasi RPG dengan bebatan politik yang ruwet, segi gameplay yang memikat, dan daya tarik dari luasnya dunia Nostria membuat penulis cukup kerasan memainkan dalam waktu lama. Tetapi, tidak berarti games ini tidak ada kekurangan.
Grafis dan audio yang seadanya akan membuat gairah bermain kita kadang jadi cemplang. Games ini akan dicintai untuk kamu yang suka dengan beberapa cerita konspirasi politik ala-ala RPG barat. Tetapi, bila memprioritaskan grafis, audio, dan mekanisme battle konservatif seperti The Elder Scroll: Skyrim, kemungkinan kamu akan sedih. Masalahnya kreasi besar yang ini tidak dapat menyelesaikan segi visual dan audio dengan optimal.
So, score 3/5 ialah penilaian dari penulis yang cukup sukai pada kedalaman narasi, tapi sedikit tutup mata pada kekurangan disebelah grafis. Yang telah memainkan, bagaimana menurutmu mengenai games ini?
Okeplay777 adalah agen slot online terbesar dan terpercaya seindonesia, tersedia berbagai game yang pastinya seru untuk dimainkan juga terdapat bonus bonus menarik yang bisa kalian dapatkan setiap harinya, gabung sekarang juga, dan nikmati keuntungan serta bonusnya.